Zaman dulu pasar hanya bisa dijumpai di hari-hari tertentu. Durasi masyarakat untuk belanja pun pendek. Hanya pagi dan keramaian akan surut menjelang siang. Tapi tidak sekarang. Belanja bukan lagi sekadar kebutuhan, namun sudah menjadi gaya hidup. Peluang besar ini ditangkap pengusaha dengan berbagai inovasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Belanja tengah malam salah satunya.
Pada penyelenggaraan Midnight Shopping pertama menjelang lebaran lalu, Mal Paragon berhasil menggoda pengunjung lebih dari 120.000 orang. Ketika kembali digelar pada Jumat (3/11) dan berakhir Sabtu (4/11) semalam, hasilnya pun luar biasa. Iming-iming diskon gila-gilaan ditambah pengemasan sedemikian rupa, rupanya mampu membuat jam tidur rakyat Semarang kalah telak bertanding dengan nafsu belanja.
Dan bukan hanya para wanita saja yang memanfaatkannya. Kaum Adam pun tak sedikit yang terlihat berasyik ria dengan belanja malam hari itu. Maklum saja, siapa yang sanggup tak tergoda jika melihat sebuah gerai baju pria menawarkan diskon 50% plus 20% plus lagi 10%!
“Tadi sebenarnya cuma nemenin pacar belanja, eh sekarang malah belanjaan saya yang paling banyak hehehe,” tutur Andre (28) seraya menunjukkan empat bungkus barang hasil buruannya.
Jika yang tak niat seperti Andre saja bisa kalap, bagaimana dengan mereka yang dari rumah memang nawaitu untuk menguras uang? Jawabannya bisa ditemukan pada tergesanya ribuan langkah kaki pada 120 gerai yang terpajang, penuhnya eskalator, dan antrian di kasir yang tak pernah kurang dari 10 orang. Semua seakan berlomba-lomba menjadi yang terbanyak menenteng kantong belanjaan.
Ya, berlomba. Sebab pengelola memang merangsang hasrat belanja itu dengan lomba. Pengunjung yang terbanyak berbelanja akan memenangkan shopping rally dengan hadiah handphone LG dan Nokia. Tapi, event yang digelar serangkai dengan Semarang Great Sale (Semargres) 2010 itu tak hanya dimanfaatkan oleh pengunjung berkantung tebal. Mereka yang sekadar ingin jalan-jalan pun tak sedikit yang datang. “Penasaran saja kayak apa, ternyata ramai beneran. Tapi karena saya nggak bawa uang ya sudah, cuci mata saja sembari lihat pertunjukan,” kata Yualina (19), diakhiri seulas senyuman.
Tuturan polos cewek berambut panjang itu memang benar. Sebab belanja tengah malam itu juga dilengkapi dengan suguhan menarik yang membuat suasana mal jauh dari membosankan. Ada kembang api, musik, tari, dan cheerleaders yang menghangatkan pengunjung dari dinginnya AC mal. Juga permainan interaktif yang siapa tahu bisa mengakhiri jalan-jalan anda malam itu dengan makan malam romantis di Robuchon atau bersantai menikmati film-film box office di XXI. (Anton Sudibyo-77/suara merdeka)