Rabu, 07 Juli 2010

Update Jateng : SEMARANG JAGONYA JAMU


Di kota Semarang setidaknya terdapat tiga industri jamu besar. PT Jamu Sido Muncul, Jamu Jago, dan Nyonya Meneer lahir, tumbuh, dan berkembang di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Ini belum termasuk pabrik jamu skala menengah dan kecil yang juga tetap eksis. Di Jawa Tengah, jamu menjadi bagian budaya dalam menciptakan masyarakat yang sehat.
Tidaklah berlebihan bila Semarang dijuluki "Jagonya Jamu". Sebab, penetrasi jamu produk Semarang melanglang ke berbagai pelosok Tanah Air, bahkan mancanegara. Lebih dari sekadar bisnis, jamu juga memberi kontribusi sangat berarti dalam menciptakan bangsa yang sehat dan bugar.

» PT JAMU JAGO
Nama Kontak : Edi
Alamat : Jalan Mangunsarkoro 106 - Semarang
Telpon : 62-24-3540534

» PT JAMU LEO
Nama Kontak : Kartika/Nuning
Alamat : Jalan Pemuda 23 B/Jalan Tambakaji I/10 - Semarang
Telpon : 62-24-3515839/8661692

» PT NYONYA MENEER
Nama Kontak : Edi
Alamat : Jalan Raden Patah 191-199 - Semarang
Telpon : 62-24-3551965

» PT SIDO MUNCUL
Nama Kontak : Irwan Hidayat (dirut)
Alamat : Jalan Industri No.2/19 Kompleks LIK - Semarang
Telpon : 62-24-6580559 (hunting)
sumber :
http://www.promojateng-pemprovjateng.com/detilproduk.php?kota=Semarang&produk=Jamu&page=2

Update Jateng : Lawang Sewu Disiapkan Jadi Galeri Industri Kreatif


Semarang,7/7 (ANTARA) - PT Kereta Api (KA) selaku pemilik bangunan Lawang Sewu saat ini sedang merenovasi bangunan bersejarah ini untuk disiapkan menjadi galeri industri kreatif di Kota Semarang.

Kepala Humas PT KAI daerah operasi (DAOP) IV Semarang, Sapto Hartoyo, Rabu, mengatakan, renovasi yang dilakukan pada bangunan Gedung A dan C diperkirakan memakan waktu sembilan bulan sejak awal pelaksanaan renovasi pada 1 Juni 2010.

Ia menambahkan, renovasi dikoordinasi langsung oleh Pusat Pelestarian Benda Bersejarah (PPBB) yang berada di bawah kendali "Executive Vice President" PT KA dengan anggaran sebesar Rp3,9 miliar.

"Melestarikan Lawang Sewu dimaknai sebagai cara melindungi cagar budaya ini tanpa menghilangkan nilai-nilai sejarah dan budaya di dalamnya," ujar Sapto.

Salah seorang staf PPBB PT KA yang mengelola Lawang Sewu, Ratri Septina Saraswati, mengatakan renovasi Lawang Sewu dilakukan dalam tiga tahap dan diawali dengan lelang jasa kontraktor.

Tahap pertama adalah renovasi gedung, tahap kedua adalah menyusun lanskap, dan penyelesaian terakhir pada segi teknis listrik dan mekanik.

Namun, menurut Ratri, waktu sembilan bulan yang ditargetkan PT KA hanya dapat digunakan untuk penyelesaian tahap pertama. "Tahap ini mencakup pengerjaan dinding, lantai, anak tangga, plafon, pintu, dan jendela hingga pengecatan gedung," katanya.

Ia menambahkan, pengerjaan dinding menjadi konsentrasi utama karena dinding gedung sudah mulai keropos termakan usia.

Material bangunan yang digunakan untuk merenovasi Lawang Sewu pun secara khusus dibuat sama dengan material aslinya dahulu, yakni berupa campuran bata merah, pasir, dan kapur. Hal ini bertujuan agar gedung tersebut semakin kokoh seperti pertama kali dibangun pada 1904.

Sapto menambahkan, secara jangka panjang Lawang Sewu akan dijadikan sebagai pusat eksibisi industri kreatif di Semarang. Pihaknya pun telah melakukan kerja sama dengan Departemen Perdagangan untuk pengelolaannya.
"Pengembangan industri kreatif perlu tempat yang memadai. Hal ini pun menjadi berkesinambungan dengan rencana renovasi cagar budaya seperti Lawang Sewu." ujarnya.

Upaya untuk melenyapkan kesan magis dan angker di dalam bangunan Lawang Sewu selama ini sudah dilakukan, misalnya dengan menggelar berbagai kegiatan bisnis dan budaya di bangunan ini.

Di zaman Orde Baru, Lawang Sewu pernah akan disulap menjadi hotel berbintang, namun mendapat protes luas kalangan masyarakat, sejarawan, dan budayawan.

sumber : http://www.promojateng-pemprovjateng.com/detailnews.php?id=11379

Update Jateng : Gubernur wajibkan PNS kenakan seragam lurik


Semarang (Espos) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Bibit Waluyo mulai Rabu (7/7) ini, mewajibkan setiap pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov memakai seragam tenun lurik.

”Bapak Gubernur telah mengeluarkan peraturan gubernur (Pergub) yang mewajibkan setiap Rabu, PNS memakai seragam tenun lurik,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Hadi Prabowo, kepada wartawan di Semarang, Selasa (6/7).

Sebelumnya Gubernur telah mewajibkan PNS di lingkungan Pemprov Jateng mengenakan seragam batik pada hari Kamis dan Jumat, yang kemudian diikuti PNS pemerintah kabupaten (Pemkab)/pemerintah kota (Pemkot) se-Jateng.

Lebih lanjut, Hadi Prabowo menyatakan, kebijakan penggunaan seragam lurik atau troso ini dalam rangka melestarikan budaya Jawa Tengah, serta mengembangkan produk tenun lurik rakyat di Klaten dan Troso di Jepara.

Untuk itu, seragam lurik yang dikenakan PNS harus merupakan produksi tenun rakyat tradisional, bukan lurik yang diproduksi pabrik modern yang harganya ratusan ribu.

”Kewajiban memakai seragam tenun lurik mulai diberlakukan besok Rabu (hari ini-red),” tandas Sekda di dampingi Kabiro Humas, Agus Utomo.

Mengenai PNS kabupaten/kota juga harus wajib memakai seragam lurik, Hadi menyatakan belum ada kewajiban.

”PNS Pemprov menjadi contoh dulu, nanti PNS di Pemkab/Pemkot akan mengikuti seperti seragam kewajiban batik,” ujarnya.

Guna meringankan PNS dalam membeli tenun, bisa membeli secara kredit melalui Koperasi Korpri Pemprov Jateng pada pameran dan bazar di Gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks kantor gubernur Jl Pahlawan, Kota Semarang Kamis-Jumat (8-9/7).

Dalam kesempatan itu, Sekda Hadi Prabowo juga memaparkan tentang rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-60 Provinsi Jateng pada 15 Agustus 2010.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain, khitanan massal, donor darah, anjangsana ke panti asuhan, Jateng Fair, Jambore Teknologi, turnamen futsal, sepeda santai, parade seni dan budaya daerah. ”Pada puncak acara HUT Ke-60 Provinsi Jateng dilakukan upacara bendera,” katanya. - Oleh : oto

Belajar dari Jogja Great Sale Belanja di Pasar Dapat Motor


YOGYAKARTA, Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Rabu (5/5/2010), mengundi hadiah bagi warga yang berbelanja di Pasar Beringharjo periode Januari-Maret 2010. Hadiahnya berupa sepeda motor dan berbagai barang elektronik.

Dalam pengundian tersebut, hadiah utama berupa delapan unit sepeda motor ternyata tidak hanya jatuh ke warga Yogyakarta. Seorang warga dari Kalimantan juga mendapat hadiah tersebut.

Program belanja berhadiah di Pasar Beringharjo itu diadakan dalam rangka program Jogja Great Sale 2010. Jika sebelumnya hanya diadakan di pusat perbelanjaan modern, Jogja Great Sale 2010 mulai diadakan di pasar tradisional. Tahun kemarin kami melibatkan pasar Klitikan, dan tahun ini pasar Beringharjo. Tahun depan kami akan melibatkan pasar-pasar lainnya, kata Ketua Panitia Jogja Great Sale 2010 Suryadi Suryadinata.

Jogja Great Sale 2010 diadakah mulai pertengahan Januari hingga akhir Maret lalu. Konsumen yang membeli barang senilai Rp 50.000 berhak mendapat satu kupon undian. Saat program tersebut berakhir, panitia berhasil mengumpulkan 423.800 kupon undian dengan nilai sekitar Rp 20 miliar.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Ujun Junaedi menuturkan, sejak program ini berlangsung, omzet pedagang meningkat hingga dua kali lipat. Demi mendapat kupon lebih banyak, pengunjung mau menambah belanja mereka sehingga menaikkan omzet pedagang. KOMPAS.com


Catatan : Akankah Semarang Great Sale 2010 juga sesukses Jogja Great Sale? Kita tunggu saja di bulan desember nanti.