Semarang, CyberNews. Perhelatan Semarang Great Sale (Semargres) 2010 juga diwarnai dengan 'Business Competition' atau kompetisi bisnis untuk menarik minat para calon wirausahawan atau mereka yang sudah berkecimpung dalam bisnis kurang dari dua tahun. Dari 63 proposal bisnis yang diterima panitia dari Hipmi dan AIESEC Undip, menyisakan 10 finalis yang dianggap layak untuk masuk ke tahap selanjutnya yakni presentasi di hadapan juri profesional di Hotel Dafam, Rabu (1/12).
Selama tanya jawab, kesepuluh peserta yang rata-rata berkelompok dua hingga tiga orang ini kenyang masukan empat juri yang dihadirkan. Juri yang cukup berpengalaman ini adalah Prof Dr Edi Nursasongko yang juga Rektor Udinus, Choirul Ikhsan dari Hipmi, Adi Ekopriyono-IMA Jateng-DIY dan Harjum Muharam-Undip. Proposal yang disajikan memang belum sepenuhnya sempurna tetapi masing-masing peserta mencoba menawarkan ide-idenya inovatifnya.
Ide yang diusung memang tidak selalu orisinil tetapi peserta berupaya membuat modifikasi dari apa yang sudah pernah berkembang. Proses penilaian juga tak semata orisinalitas dan kreativitas ide. Adi Ekopriyono menuturkan, penyampaian saat presentasi, potensi finansial hasil inovasi, dampak sosial bagi lingkungan sekitar, kontribusi bagi masyarakat sekitar dan aspek kewirausahaan juga menjadi poin penting.
Apa saja proposal bisnis yang bersaing ketat ini? Ada Mahatma Ecotravel (Enggi Setyaningrum), Umbah-umbah Laundry (Farid Prawira), LaLaLa International English Development (M Romizul), Albus Gallery Kerajinan Tangan Ramah Lingkungan (Agung Ary), Pembuatan Sandal Hotel Motif Batik (Pudjo Handayani), Brand Kaos Kata-Kata dengan Ide Sedekah (Endi Israyadyatama), Jenang Pisang CAC (Arif Nugroho), JOKER-Yogya Leker (Emmanuel Wahyu), Carica Blended minuman kesehatan (Andi Surya) dan Nugget Iwak Bandeng (Yuli Rizkie).
Banting Harga
Masukan dari Edi Nursasongko juga cukup menarik karena rata-rata peserta menonjolkan betapa murah harga yang dibandrol. Padahal harga murah tidak harus jadi unggulan dan bisa berarti murahan yang artinya akan sulit membuat usaha menjadi sulit berkembang. "Kalau main harga murah-murahan bisa berdarah-darah. Hasilnya jika dihitung-hitung malah sulit untuk menutup modal atau pinjaman bank misalnya," ujar Edi.
Soal harga juga diamini Adi Ekopriyono, karena berlomba-lomba menurunkan harga malah justru merugikan. "Kalau di Jepara ada istilah balapan kere karena usaha mebel disana pada banting-bantingan harga. Pakai strategi lain yang lebih kreatif," terangnya.
Project Officer Business Competition Naneth Ekopriyono menuturkan, pengumuman pemenang akan berlangsung Jumat (10/12) bersamaan dengan Marketing Entrepreneurship Gathering di Hotel Dafam. Talkshow rencananya dibuka oleh Walikota serta narasumber Triyono, Pemenang Wirausaha Muda 2008, Agung Nugroho pemenang Wirausaha Muda 2010, Rektor Udinus dan dari Bank Jateng.
Ketua Hipmi Semarang Arnaz Agung Andrarasmara menambahkan, momentum Semargres sangat tepat untuk mendukung kegiatan kompetisi bisnis ini. Dengan mendorong kebangkitan pengusaha muda diharapkan gairah perekonomian juga bisa lebih hidup. Apalagi potensi ini masih luas tinggal mendorong semangat wirausahawan lewat kegiatan lomba seperti ini.