Semarang, CyberNews. Landmark merupakan elemen terpenting dari bentuk kota, karena berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri dari titik orientasi mengenal kota itu sendiri secara keseluruhan. Keberadaan penanda wilayah itu bagi suatu kota akan menjadikan kota itu lebih mudah diingat publik.
Sebut saja Lawang Sewu maupun Tugu Muda, dengan segera mengingatkan publik akan Kota Semarang. Siapapun sepakat bahwa tanpa landmark yang sudah demikian branded ini, keberadaan sebuah kota lebih sulit dikenang oleh persepsi publik tanpa mengingat penanda yang kecil saja itu. Selain sebagai penanda, keberadaan landmark ini bisa dipakai sebagai ikon wisata.
Untuk meneguhkan posisi itu, masih serangkaian Semarang Great Sale (Semargres) 2010, Star Flash Photography menyelenggarakan Lomba Desain Poster Digital Imaging Pariwisata Semarang, Jumat ini (17/12). Berlokasi di Mal Paragon, belasan peserta dituntut mengembangkan kreativitas dari 17 master foto yang telah disediakan panitia. Bermodal laptop dan sebuah CD master, peserta bisa 'mobile' kemanapun mereka suka asalkan masih di dalam area mal.
Baharudin Yusuf (21) dan Adi Utomo (23), mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) lebih memilih 'bekerja' di ruang terbuka 'food court'. Sembari menatap bangunan gigantis yang menjulang di sekitar mal, keduanya cekatan mengedit satu per satu foto menggunakan teknik layer photoshop.
Ucup sapaan akrap Bahrudin sudah memiliki konsep perancangan ilustrasi dengan format alur cerita yang terkonsep. Mulai dari penempelan foto dengan latar belakang yang menarik, dan digabungkan dengan ornamen-ornamen serta unsur-unsur modern.
Potensi Kreatif
Melalui poster bergaya sub urban itu, dia berharap bisa menjadi media yang menarik untuk meningkatkan perhatian masyarakat luas. Selain itu, dapat memberikan pengertian kepada remaja tentang arti pentingnya mengenal kebudayaan Kota Semarang dari sejumlah ikon pariwisatanya. Sebagian konsep kecil inilah yang juga menjadi harapan panitia.
Samuel Widhi Prasetya, praktisi desain grafis yang juga selaku juri mengatakan, yang menjadi aspek kekuatan dari media promosi seperti poster adalah kreativitas. Namun, bagaimana kreativitas ini bisa tersampaikan pada publik, kehadiran digital imaging memberi warna tersendiri karena informasi yang ingin disampaikan (terutama secara hiperbola) dapat direalisasikan. Tidak bisa dipungkiri kreativitas generasi muda ini menyimpan potensi luar biasa.
Pemikiran mereka yang 'gresh, nyleneh' dan membara itu seakan memberi ruh untuk menghidupkan pesan. Melalui kegiatan ini, dia berharap bisa mewadahi para desainer grafis lebih menghidupkan Kota Semarang. "Tidak dipungkiri pariwisata tidak akan terpisahkan dengan industri kreatif. Menjual pariwisata diperlukan seni, dan digital imaging menjadi solusinya," imbuhnya.