Minggu, 07 November 2010

Kaus Semarangan Siapkan Desain Baru

SEMARANG METRO

29 Oktober 2010
Kaus Semarangan Siapkan Desain Baru

MENGHADAPI event Semarang Great Sale pada Desember mendatang, pelaku usaha kaus khas Semarangan mulai menyiapkan desain baru. Selain itu, akan memproduksi hingga tiga kali lipat dibanding biasanya.

Kaus Gambpang Sembarangan misalnya, menyiapkan desain kaus bergambar bangunan bersejarah Kota Semarang. Sebelumnya, Lawang Sewu, Gereja Blenduk, Tugu Muda, Stasiun Tawang, Kelenteng Sam Poo Kong, Gereja Katedral lengkap dengan kisah asal usulnya sudah diproduksi tiga tahun lalu.

Kini, pemilik sekaligus desainernya Thomas Dwi (45) siap mencetak ulang desain terdahulu dan menambah koleksi kaus bergambar objek wisata di Semarang yang belum ada.

Desain kaus Lawang Sewu yang sudah direvisi, Pelabuhan Tanjung Mas, Bandara Ahmad Yani, Vihara Watu Gong, Masjid Agung versi ketiga dan keempat serta Jembatan Mberok adalah sederet desain kaos teranyar miliknya. ”Kami mengeluarkan desain baru ini bertepatan pada akhir tahun. Sebab, saat itu permintaan semakin meningkat dibanding bulan biasa,” ujarnya, Kamis (28/10).

Cenderamata

Ditemui di outletnya Ruko Tri Lomba Juang Nomor 8, puluhan kaus khas Semarangan menggantung di sudut-sudut rak. Selain kaus, Gambpang Sembarangan juga menyediakan cendera mata dalam bentuk mug, sandal, tas, pengganjal pintu, pin, gantungan kunci, jam dinding, dan bakiak dengan harga terjangkau, mulai Rp 12.000-Rp 125.000.

Ada pula permasalahan kota dan bahasa semarangan. Lihat saja salah satu tulisan dalam kaus produksi Thomas yang banyak digemari anak muda. ”Udan Ora Udan, Semarang Isih Banjir”, ”Banjir Ora Banjir Tetep Ngangeni”.

”Menjelang Semarang Great Sale, kami menyiapkan stok hingga 6.000 kaus atau naik tiga kali lipat dibanding bulan biasa,” terangnya.
Demi memenuhi pesanan, Thomas masih menemui banyak kendala, yaitu kurangnya fasilitas mesin jahit. Sebab, selama ini pria jebolan arsitektur ini menitipkan jahitan kaus kepada temannya yang berada di Bandung.

Sementara Indri Pristiowati dari Jolali KaoSemarang di Jl Brigjend Katamso No 20 berharap, event Semarang Great Sale menjadikan peluang bagi usahanya agar dikenal luas oleh wisatawan. Kegiatan itu dipastikan akan menyedot turis dari beberapa daerah.

Kaus-kaus dengan gambar bangunan, dan makanan Kota Semarang ini adalah salah satu alternatif cindera mata bagi wisatawan. Salah satu persiapan yang dilakukan adalah menghasilkan desain kaus yang beragam, seperti bertuliskan bahasa semarangan ”asem Îik”, ”gombal mukiyo”, ”barange krenyeh”, ”ndhes”, ”bakule nggedhebus”, dan ”marahi nggondhuk”. Kaus tersebut yang paling digemari saat ini.

”Beberapa daerah di Indonesia identik dengan produk kuos tertentu, seperti Bali dengan Joger atau Yogyakarta dengan Dagadu. Untuk itu, saya akan terus mengembangkan kaus semarangan ini agar dikenal luas oleh wisatawan, sama halnya dengan kaus Joger dan Dagadu,” pungkasnya. (Fista Novianti-71)