EKONOMI & BISNIS
12 Nopember 2010
Dukungan Vendor Semargres Ditingkatkan
SEMARANG- Masih minimnya dukungan vendor membuat sosialisasi event Semarang Great Sale (Semargres) kurang terasa semarak. Itu terlihat dari enam pusat perbelanjaan yang menjadi vendor Semargres belum satu pun yang menunjukkan dukungan partisipasi.
”Dalam partnership sudahkah rekanan kerja mendukung sepenuhnya event ini. Karena yang saya lihat, vendor pusat perbelanjaan belum ada satu pun memasang reklame sebagai bentuk dukungan Semarang Great Sale,” kata Allen Stevano, mahasiswa kelas unggulan S1-S2 Manajemen, dalam seminar Menyambut Semarang Great Sale 2010, di Unika Soegijapranata kemarin.
Dalam seminar itu, hadir Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng Heru Isnawan, Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Jateng-DIY Handoyo R Setyadi, dan Retno Yuni Indrawati dari Bagian Perekonomian Setda.
Allen dihadirkan sebagai partisipan yang menggagas perlunya konsep 10 bauran pemasaran agar Semarang bisa mengejar ketertinggalannya, setara dengan Solo dan Yogyakarta. Dia menilai sosialisasi Semargres masih belum begitu meluas. Memang promosi sudah dilakukan melalui media cetak maupun elektronik.
Promosi Semargres juga sudah dilakukan melalui jejaring sosial twitter dan facebook. Bahkan dengan kata kunci Semarang Panas, Semargres bisa dilihat di youtube.
Hanya saja, konten website (www.semargres.web.id), lanjutnya, belum begitu jelas memaparkan detail event yang akan dilangsungkan pada Semargres, 1-31 Desember mendatang. Dia berharap perlu dilakukan sosialisasi lebih kepada kalangan masyarakat luas agar lebih paham inti dari event Semargres ini.
Pemasaran Adapun 10 bauran pemasaran yang perlu diperhatikan penyelenggara Semargres antara lain produk, price (harga), place (tempat), promosi, partnertship, packaging, programming, positioning, people, dan planning.
Dari sisi harga, diharapkan vendor tetap komit dalam memberikan potongan harga 10%-70%. Untuk tempat, ada baiknya masyarakat diberi gambaran peta yang memuat lingkup mana saja yang mendukung event Semargres ini. Sedangkan promosi belum terlihat adanya spanduk, baliho, atau umbul-umbul yang mempromosikan event ini di jalan-jalan protokol.
Allen mengkhawatirkan belum terlihat adanya para pelaku bisnis ikut ambil bagian dalam menyosialisasikan event ini, memunculkan adanya vendor-vendor nakal yang bisa menyalahgunakan event. Terkait hal itu, Retno mengakui, promosi Semargres memang masih minim. Pasalnya, selain perlu proses dibutuhkan bugdet yang besar. Kendati demikian, pihaknya sudah mendapat surat ketetapan dari instansi terkait keringanan pajak reklame.
Handoyo mengatakan, selama Semargres para UKM dan pelaku usaha bisa mempromosikan produknya di mal dan hotel tanpa dikenakan charge. Ada enam vendor pusat perbelanjaan yang akan turut serta yakni, Paragon Mall, Plasa Simpanglima, Java Mall, Mall Ciputra, DP Mall, dan Sri Ratu. (J9-52)