Senin, 09 Agustus 2010

''Semarang Setara'' Tidak Main-main - Diluncurkan Bersama ''Semarang Great Sale''

SEMARANG- Sebuah slogan baru yang lahir dari semangat untuk mengubah Kota Semarang resmi diluncurkan di Hall Balai Kota, semalam. Diiringi rancak bebunyian rebana di tengah gerimis yang membasahi Kota ATLAS, slogan ”Semarang Setara” dicanangkan Wali Kota Soemarmo HS, didampingi sejumlah tokoh yang mewakili empat pilar untuk menopang ”mimpi besar”tersebut.

Tetabuhan rebana yang dilakukan Wali Kota dan sejumlah tokoh itu menjadi penanda sebuah harapan besar telah dimulai. Dipadu dengan olah tari para penari dari Sanggar Greget, menambah acara tadi malam semakin marak, dan semua yang hadir menjadi saksi dari sebuah rencana perubahan.

Keempat pilar yang mendampingi Wali Kota merupakan perlambang kebersamaan yang dijadikan inti menuju realisasi dari slogan sebuah kota. Keempatnya yakni akademisi yang diwakili Prof Ir Eko Budihardjo, wakil pengusaha Kukrit Suryo Wicaksono, tokoh masyarakat Budi Dharmawan, dan budayawan Marco Manardi. Mereka semua turut menandatangani kesepakatan ”Semarang Setara”.
Selanjutnya, cahaya lampu mulai berpendar, digantikan pijaran lilin-lilin yang dibawa tamu undangan. Lagu ”Indonesia Pusaka”pun berkumandang. Sekali lagi keceriaan tampak dari wajah Wali Kota, seakan menjadi sebuah optimisme dalam meraih harapan baru.

Kebersamaan

Dalam mewujudkan ”Semarang Setara”, Soemarmo mengingatkan pentingnya semboyan ”jangan menyakiti tapi menyayangi, jangan curiga tapi mengerti, dan jangan meminta tapi memberi”. Menurut dia, ibu kota Jawa Tengah itu harus setara dengan metropolitan lain seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Palembang.

”Untuk itu diperlukan sebuah kebersamaan. Seperti pada malam ini, meski gerimis, tetap menjadikan kita bersama-sama, duduk bersama. Empat pilar itu wujud kebersamaan untuk membangun Semarang menjadi lebih baik,”tandas Soemarmo, dan disambut aplaus seluruh hadirin.
Dalam peluncuran slogan semalam, Wali Kota mengundang pengusaha muda nasional Sandiaga S Uno, yang merupakan pencetus slogan ”Saatnya Indonesia Setara”.

”Untuk mewujudkan Semarang Setara, terngiang dalam pemikiran saya akan ucapan Gubernur Bibit Waluyo. Aja dolanan, jangan main-main. Karena itu saya tidak ingin main-main mengubah kota ini,”tandas Soemarmo.

Tak hanya slogan kota, semalam, sekaligus diluncurkan pula logo Semarang Great Sale. Pencetus gagasan tersebut, Kukrit SW menyatakan, program itu akan dilaksanakan pada 1-31 Desember 2010. Di seluruh tempat hiburan, mal, pusat perbelanjaan, dan restoran akan diterapkan diskon besar-besaran. ”Program ini satu rangkaian dengan 'Semarang Setara' karena semua pengusaha akan bersama-sama, ramai-ramai diskon besar-besaran,”ungkap CEO Suara Merdeka Group itu.
Sebagai bentuk pengenalan logo, ditandatangani perangko ”Semarang Great Sale”bergambar Warak Ngendog. Bekerja sama dengan PT Pos, perangko tersebut akan dibagikan kepada warga Kota Semarang.

Di akhir acara, Sandiaga berpesan agar ”Semarang Setara”tidak menjadi slogan semata. Dia berharap slogan itu dijadikan semangat untuk membenahi segala ketertinggalan, mulai dari infrastruktur, pelayanan publik, hingga tata ruang. ”Saya siap berinvestasi di kota ini, kalau ada perubahan,”kata dia yang didapuk menjadi warga kehormatan Kota Semarang. (H37,H40-54)
sumber : SUARA MERDEKA