Selasa, 31 Agustus 2010

Bayangan kemeriahan Semarang Great Sale kian tergambarkan

SEMARANG METRO
27 Agustus 2010

Ritel Tumbuh, Omzet Meningkat

SEMARANG - Bayangan kemeriahan Semarang Great Sale (Semargres) kian tergambarkan.

Bukan hanya toko berskala besar maupun mal, toko-toko ritel yang banyak bertebaran di sudut kota siap mengikuti gelaran diskon yang direncanakan serentak 1-31 Desember mendatang.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jateng, Budi Handojo Soeseno mengatakan, pertumbuhan bisnis ritel yang cukup pesat di Kota Semarang memunculkan banyak toko-toko baru.

Toko ritel yang berkembang ini beraneka produk, mulai sandang, mainan, barang supermarket, hingga elektronik. Selain menggairahkan perekonomian masyarakat, keberadaannya juga menandai kemajuan kota. Karena itu, adanya Semargres diharapkan semakin mengangkat kemajuan bisnis ritel.

”Tentu saja kami antusias dengan acara-acara seperti ini. Keuntungan yang dipetik bukan semata-mata omzet kami semakin meningkat, tetapi juga suasana kota yang lebih ramai,” katanya ditemui sesuai rapat koordinasi panitia Semargres, Kamis (26/8).
Nilai Tukar
Lebih lanjut Budi memaparkan, kondisi bisnis ritel saat ini semakin menguat. Hal itu ditopang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga banyak produk yang harganya bisa lebih murah. ”Bila menjelang Lebaran harga-harga sembako banyak naik, harga-harga produk impor justru bisa ditekan. Daya beli masyarakat bisa lebih kuat,” tambahnya.

Di samping itu, menurut Budi, waktu penyelenggaraan Semargres pada Desember. Pada bulan itu juga ada momen Natal dan tahun baru, sehingga dipastikan suasana belanja lebih ramai.

Dua momen itu juga dikenal banyak orang yang berbelanja, selain momen Lebaran. ”Pada saat itu banyak hari libur, banyak pula orang berbelanja kebutuhan sandang juga perlengkapan rumah. Kami menargetkan even Semargres mampu mendongkrak penjualana hingga 50% dibanding tahun lalu,” katanya.

Ia berpendapat agar penyelenggaraan bisa sukses maka dukungan penuh Pemkot terhadap acara ini mutlak diperlukan. Misalnya dari sisi promosi, Pemkot bisa membebaskan pajak reklame yang terkait penyelenggaraan Semargres. Selain itu kegiatan ini diupayakan tidak terpusat di toko-toko besar, melainkan juga bisa didukung pasar tradisional. Dengan demikian kegiatan ini benar-benar bisa menjadi pesta rakyat.

”Bila ini bisa berjalan baik, maka semua bisa berkembang secara bersama-sama. Wisatawan pun senang bila berdatangan ke Kota Semarang karena punya pilihan tempat jalan-jalan, baik ke perbelanjaan modern ataupun tradisional,” tandasnya. (H22-71)

sumber: http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=121852