Minggu, 12 September 2010

Sesaji Rewanda Tanpa Arak-arakan

Semarang Metro
13 September 2010

Sesaji Rewanda Tanpa Arak-arakan
UPACARA tradisional Sesaji Rewanda yang dilaksanakan setiap 3 Syawal oleh warga Kampung Talunkacang, Kelurahan Kandri, Gunungpati, Minggu (12/9), berlangsung tanpa arak-arakan. Bila pada tahun sebelumnya prosesi berlangsung meriah dan melibatkan banyak warga, kali ini dilaksanakan secara sederhana.

Beberapa warga yang bertugas membawa joli (tandu) berisi buah-buahan dan palawija, seperti apel, jeruk, mentimun, jagung, kacang tanah, serta tumpeng. Sementara di barisan paling depan ada enam penari.
Meski sederhana, hal itu tidak menghilangkan kesakralan ritus penghormatan untuk kera pembantu Sunan Kalijaga yang pada kali ini hanya disimbolkan dengan bendera merah, putih, kuning, hitam.

Kasmani, sesepuh kampung mengatakan, pelaksanaan ritus Sesaji Rewanda lebih sederhana, karena sedang menghadapi pembangunan Waduk Jatibarang dan adanya kebijakan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) Kota Semarang.

’’Kemungkinan pada tahun-tahun mendatang setelah waduk ini jadi, prosesinya dikembalikan seperti semula. Kalau dulu ada karnaval dari Masjid Talunkacang, kali ini ditiadakan. Tapi prosesi hingga ke Goa Kreo masih ada,’’ katanya.

Dia meyebutkan, kebijakan upacara dibuat lebih sederhana ini disayangkan warga, sejumlah tokoh masyarakat dan juga pengunjung. Pasalnya ritus tahunan tersebut sudah memasyarakat dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Goa Kreo.

’’Walaupun pembangunan waduk masih berjalan, warga menginginkan kegiatan tahunan ini bisa berjalan meriah seperti sebelumnya,’’ kata Kasmani yang mengharap prosesi tersebut tetap berjalan untuk menambah pendapatan masyarakat sekaligus memperkenalkan warisan budaya daerah.

Melestarikan

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Upacara Tradisional Sesaji Rewanda, Dra H Erni Rejeki menuturkan, penyederhanaan kegiatan merupakan kebijakan Dispartabud Kota Semarang.

’’Dispartabud tetap berkomitmen untuk melestarikan agenda Sesaji Rewanda ini, walaupun ada Waduk Jatibarang. Memang penyelenggaraan kali ini lebih sederhana dari tahun-tahun sebelumnya, karena anggaran kegiatan dialihkan untuk memberikan keterampilan baru kepada warga sekitar supaya siap menghadapi obyek wisata baru jika waduk ini selesai,’’ terangnya.

Sementara itu, para pengunjung yang datang ke Goa Kreo terlihat berkerumun di sekitar joli yang berisi buah-buahan dan palawija untuk melihat kera-kera Goa Kreo datang mengambil sesaji tersebut.
Meskipun menunggu agak lama, dua ekor kera akhirnya datang mengambil dan memakan sesaji persembahan warga sekitar. (Leonardo Agung B-16)

sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/09/13/123370/Sesaji-Rewanda-Tanpa-Arak-arakan